فصل فى أركان التصوّف
أركان التصوف عشرة: أولها تجريد التوحيد، ثم فهم السماع، وحسن العشرة، وإيثار الإيثار، وترك الاختيار، وسرعة الوجد، والكشف عن الخواطر، وكثرة الأسفار، وترك الاكتساب، وتحريم الادخار ".
( PASAL ) TENTANG RUKUN-RUKUN TASHAWWUF
Rukun- rukun tashawwuf ( unsur- unsur tashawwuf ) itu ada 10 :
1.Pemisahan ( penjernihan ) Tauhid ( Tajridut Tauhid )
2.Memahami pendengar ( fahmus sima` )
3.Memperbaiki hubungan ( husnul u`syroh )
4.Menyenangi keutamaan ( itsarul itsar )
5.Meninggalkan usaha ( tarkul ikhtiyar )
6.Cepat bersukacita ( sur`atul wajd )
7.Membuka pemikiran ( kasyfu a`nil khowatir )
8.Memperbanyak bepergian ( katsrotul asfar )
9.Meninggalkan keuntungan ( kelezatan duniawi ) ( tarkul iktisab )
10.Melarang penimbunan ( tahrimul idkhor )
معنى " تجريد التوحيد ": أن لا يشوبه خاطر تشبيه، أو تعطيل.
yang dimaksud dengan Pemisahan ( penjernihan ) Tauhid ( Tajridut Tauhid ) yaitu meniadakan pemikiran penyerupaan atau pengruksakan yang akan merusak iman seseorang kepada Allah Yang Maha Tunggal.
و " فهم السماع ": أن يسمع بحاله، لا بالعلم فقط.
dan yang dimaksud dengan Memahami pendengar ( fahmus sima` ) yaitu mendengar secara hati, secara pengalaman batin, bukan dengan melalui ilmu saja
و " إيثار الإيثار ": أن يؤثر على نفسه غيره بالإيثار؛ ليكون فضل الإيثار لغيره.
dan yang dimaksud dengan Menyenangi keutamaan ( itsarul itsar ) yaitu hendaklah seseorang itu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yang utama ( keutamaan ) sehingga ia bersifat lebih utama dari selainnya.
و " سرعة الوجد ": أن لا يكون فارغ السِّرِّ مما يثير الوجد، ولا ممتلئ السِّرِّ مما يمنع من سماع زواجر الحق.
dan yang dimaksud dengan Cepat bersukacita ( cepat menemukan sesuatu di dalam hati ) ( sur`atul wajd ) yaitu hendaknya getaran batin seseorang selalu dipengaruhi oleh kecintaan terhadap Allah dan tidak dipengaruhi oleh ajakan-ajakan jahat terhadap-Nya.
و " الكشف عن الخواطر ": أن يبحث عن كل ما يخطر على سرِّه، فيتابع ما للحق، ويدع ما ليس له.
dan yang dimaksud dengan Membuka pemikiran ( kasyfu a`nil khowatir ) yaitu hendaklah seseorang itu meneliti apa-apa yang timbul dalam hatinya , mengikuti yang benar dan membuang jauh-jauh pemikiran yang tidak benar.
و " كثرة الأسفار ": لشهود الاعتبار في الآفاق والأقطار؛
dan yang dimaksud dengan Memperbanyak bepergian ( katsrotul asfar ) yaitu seseorang memperbanyak perjalanan untuk menyaksikan kejadian-kejadian yang ada di bumi dan di langit.
كما قال الله تعالى: ( أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ )
Sebagaimana firman Allah Swt. :” Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka ? ( Q.S. Ar-rumm : 9 )
( قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ )
"Katakanlah: 'Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (makhluk) dari permulaannya (awal proses kelahiran makhluk), ( Q.S. Al-Ankabut :20 )
Dikatakan dalam firman Allah Azza wa Jalla ( tersebut diatas ) : "Katakanlah: 'Berjalanlah di (muka) bumi”. ( al-ankabut :20 )
قال بضياء المعرفة، لا بظلمة النكرة. ولقطع الأسباب ورياضة النفوس
و " ترك الاكتساب ": لمطالبة النفوس بالتوكل.
adalah untuk menjelaskan bahwa berjalan dimuka bumi itu hendaklah disertai cahaya pengetahuan ( makrifat ) , bukan dengan kepicikan, sehingga hilang ( putus ) hal-hal yang bersifat kebendaan , juga demi untuk melatih jiwa , meninggalkan kelezatan duniawi dan menanam rasa bertawakkal.
و " تحريم الادخار ": في حالة، لا في واجب العلم؛
Dan “ Melarang mencegah kehinaan ( tahrim al-idkhar ) :” berlaku didalam menjalankan keadaan atau pengalaman spiritual bukan di dalam kewajiban ilmu.
Sebagaimana Sabda Nabi Saw. Ketika seorang pengikut sufi meninggal dunia, ia meninggalkan uang satu dinar, mengenai hal ini Nabi Saw. Bersabda :” Bakarlah uang itu.
نقل من قسم الكتاب " جواهر التصوّف لِلوصول إِلَى الله المهدوف " للحقيرمحمّد أبى سفيان بن حسن الدين السونداوى الجاوى الإندونسي
DISALIN DARI SEBAGIAN KITAB “ JAWAAHIRUT TASHAWWUF LIL WUSHULI ILALLAHIL
MAHDUUF ( PERMATA-PERMATA ILMU TASHAWWUF UNTUK MENYAMPAIKAN KEPADA YANG
DITUJU )” KARYA AL-HAQIR MUHAMMAD ABY SUFYAN BIN HASANUDDIN AS-SUNDAWY
AL-JAWI AL-INDONISI
Tidak ada komentar :
Posting Komentar