DERAJAT-DERAJAT JIWA


بسم الله الرحمان الرحيم

Jiwa Hewani ( An-Nafs Al-Syahwaniyyah ) adalah uap halus yang menopang hidup , pencerapan indriawi, dan gerakan-gerakan bebas .inilah yang oleh para filsuf disebut “Gairah Hidup”. Ia adalah sebuah esensi yang berpengaruh terhadap raga. Jika pengaruh ini mencakup bagian jasmani maupun bagian ruhani, hasilnya adalah keadaan terjaga . jika ia mencakup bagian ruhani tubuh, bukan bagian jasmaninya, hasilnya adalah tidur . jika ia pengaruhnya terhenti sama sekali, kematianlah yang terjadi ( Maha Suci Pencipta yang Bijaksana ).
Jiwa Rasional ( An-Nafs An-Natiqah ) adalah sebuah esensi yang pada hakikatnya tidak berhubungan dengan materi. Ia dianggap berhubungan dengan materi berdasarkan pengaruh yang ditimbulkan . jiwa ini disebut “Jiwa Yang Memerintahkan”Jiwa Yang Mencela”Jiwa Yang Dicerahkan”Jiwa Yang Tentram”Jiwa Yang Ridha”Jiwa Yang Diridhai” atau “ Jiwa Sempurna”. Ketika jiwa mendapatkan sebuah sifat , ia pun beroleh nama untuk disandangnya. Jika jiwa bersahabat dengan jiwa hewani tersebut diatas dan tunduk kepadanya , maka ia disebut “ Jiwa yang memerintahkan ( kepada kejahatan) “( ammarah bi-su-i ) jika ia tunduk kepada perintah syari`ah dan mengikuti kebenaran namun masih terpikat kepada hawa nafsu, maka ia disebut “Jiwa yang mencela dirinya sendiri”( Nafsul lawamah )”.jika keterpikatan ini hilang , dan ia memperoleh kekuatan melawan hawa nafsu serta tertarik kepada Alam Kesucian ( `Alam Al-Quds ) lalu mulai menerima ilham , ia disebut “Jiwa yang dicerahkan”( Nafsuu Mulhamah). Ketika godaannya mereda dan jiwa hewani sama sekali tak lagi berpengaruh terhadapnya serta ia benar-benar melupakan kesenangannya, maka ia disebut “Jiwa yang tenang”( Nafsu muthma`innah ). Ketika ia naik lebih tinggi lagi dan tingkatan ( spiritual) dengan sendirinya menjadi kurang penting menurut pandangannya serta semua kehendaknya benar-benar hilang, Maka ia disebut jiwa yang ridha”(Nafsu Rodhiah )”. Tingkatan berikutnya disebut”Jiwa yang diridhoi”( Nafsu Mardhiah ) yakni oleh Yang Maha Nyata maupun makhluk .jika jiwa diperintahkan kembali kepada makhluk untuk membimbing dan menyempurnakan mereka,maka ia disebut “Jiwa Sempurna” ( Nafsu Kamilah ) .kami akan memaparkan setiap jenis jiwa pada bab yang khusus membahasnya, sekaligus pula tanda-tanda, sifat, keadaan,alam,kualitas ( apakah terpuji atau tercela) ,peristiwa luar biasa yang mungkin di alami oleh sang pencari tatkala dia melewati setiap tahapan itu , zikir khusus pada setiap tahapan dan masalah-masalah lainnya yang akan dipaparkan secara terperinci , Ingsya Allah.
Ketahuilah bahwa esensi Jiwa Rasional memiliki gelar lain yakni "Hati” daya halus manusia” dan esensi manusia. Bagian itulah yang memiliki kesadaran dan mengetahui ,yang menjadi sasaran kewajiban hukum dan moral.Esensi ini memiliki aspek lahir, yakni jiwa hewani dan aspek batin yaitu “Ruh”(ruh ) . aspek batin itu sendiri memiliki bagian batin , yaitu rahasia ( sir). Rahasia memiliki aspek batinnya sendiri, yaitu rahasia segala rahasia (sir al-asrar ). Pada gilirannya, rahasia segala rahasia memiliki aspek batin sendiri, yakni “yang tersembunyi”( al-Khafa). Yang tersembunyi mempunyai aspek batinnya sendiri, yaitu “ Yang Paling Tersembunyi”(al-akhfa ).
Bagian “Batin” sesuatu adalah hakikat atau substansinya. Bagian batin dan aspek batin dari bagian batin,mungkin dapat dipahami secara lebih jelas melalui sebuah contoh.bagian batin sebuah tempat tidur, misalnya adalah potongan-potongan kayu, bagian batin kayu adalah pohon, bagian batin pohon adalah empat unsur, dan bagian batin ini adalah materi pertama ( hayula). Maka,pahamilah!
Nah, setelah engkau mengetahui hal ini,ketahuilah bahwa “sesuatu” yang tunggal dan bersifat ilahi ini disebut  - jika ia berada pada keadaannya yang terhalus dan tak dapat di tangkap indra-“Yang Paling Tersembunyi”.jika turun satu derajat dan menjadi lebih rendah disebut”Tersembunyi” .jika turun ke derajat kedua dan menjadi lebih kasar disebut “ Rahasia segala rahasia” kemudian dengan cara yang sama ia menjadi “Rahasia” lalu “Ruh”. Kemudian ia menjadi “hati”. “Jiwa Rasional”, “ daya halus manusia” dan “manusia” sebab pada derajat terakhir ini,ia memiliki empat nama. Jika ia turun satu derajat lagi,ia menjadi manusia hewan atau “Jiwa yang memerintahkan Kejahatan”.
Wallohu `Alam wa Ahkaam...

Tidak ada komentar :

Posting Komentar